Kekurangan elpiji 3 kg semakin memburuk di Samarinda. Puluhan warga terpaksa mengantre di pangkalan elpiji di Jalan Urip Sumoharjo pada Kamis (6/2/2025). Masalah ini timbul setelah pemerintah pusat menerapkan aturan baru terkait distribusi elpiji 3 kg, yang berdampak signifikan pada ketersediaan stok selama empat hari terakhir.

Saidun (43), seorang pedagang gorengan, mengeluhkan kesulitan mendapatkan elpiji 3 kg. "Harus menunjukkan KTP dan KK, baru bisa beli, dan hanya dapat satu tabung per orang," ungkapnya, Kamis (6/2/2025). Dia juga mengkritik pangkalan gas di Samarinda yang semakin membatasi pembelian. "Di Jalan Sentosa, misalnya, kalau bukan warga lokal, pembeliannya ditolak meski stoknya ada. Kami cuma butuh satu tabung, tapi dipersulit.
Ada juga yang minta bukti kalau saya penjual gorengan. Saya selalu bawa foto jualan saya dengan istri," tambahnya. Situasi ini menimbulkan kebingungan di kalangan warga. "Kaltim sebagai penghasil gas terbesar, tapi stok gas nggak ada, aneh kan?" ujar Farida (39), salah satu warga yang ikut mengantre. Dia berharap pemerintah cepat mencari solusi.
"Harga di pasar bisa sampai Rp 60.000 atau Rp 30.000, itu pun cepat habis. Jadi, kita antre di pangkalan karena harganya lebih murah, Rp 18.000, tapi stok sering habis. Mana pemerintah ini? Cari solusinya dong," katanya. Untuk informasi lebih lanjut, silakan kunjungi "sumber ini".
Komentar
Posting Komentar